Tanjung Selor, fidcom.id – Kalimantan Utara (Kaltara) merupakan provinsi yang terdiri dari empat kabupaten dan satu kota, di mana 92,74 persen luas wilayahnnya adalah desa. Meski demikian, dari sebanyak 447 desa di Kaltara, tidak ada satu pun yang berstatus sangat tertinggal.
Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang saat upacara peringatan Hari Desa tahun 2025 yang digelar di Lapangan Agatis, Rabu (15/01/2025) menyebutkan, saat ini Kaltara memiliki 55 desa dengan status tertinggal. Sementara itu, 241 desa berstatus berkembang, 79 desa berstatus maju, dan 72 desa berstatus mandiri.
“Pencapaian ini telah melampaui target RPJMD hingga tahun 2024,” sebutnya.
Gubernur memberikan apresiasi kepada aparatur pemerintah desa yang tersebar di Kaltara. Menurutnya, capaian tersebut merupakan buah dari kerja keras dan dedikasi aparat di tingkat desa.
“Pembangunan desa berarti pembangunan sebagian besar wilayah provinsi kita. Untuk itu, saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada 3.296 orang aparatur pemerintahan desa, atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam melayani masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu, Pemprov Kaltara melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dsa (DPMD) dan dinas terkait juga berperan aktif. Khususnya dalam memfasilitasi pemerintah desa agar dapat berprestasi di tingkat regional maupun nasional.
Beberapa prestasi dan penghargaan yang berhasil diraih desa adalah Desa Malinau Kota yang meraih juara desa teladan peningkatan kapasitas aparatur desa dari Kemendagri; kedua, Desa Apung Bulungan meraih juara lomba desa tingkat provinsi dan mengikuti lomba di tingkat regional Kalimantan/Sulawesi, dari Kemendagri; ketiga, Desa Sungai Limau, Sebatik yang dinobatkan sebagai Desa Anti Korupsi oleh KPK RI; serta Desa Sebawang, Kabupaten Tana Tidung mendapatkan anugerah desa wisata oleh Kementerian Pariwisata.
“Prestasi-prestasi ini menunjukkan bahwa desa-desa di Kalimantan Utara mampu bersaing dan menjadi teladan di tingkat nasional. Saya ucapkan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja keras dan dedikasi seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian ini,” tuturnya.
Lebih jauh, Zainal A Paliwang mengajak semua elemen untuk menjadikan momentum Hari Desa sebagai ajang untuk terus menjaga dan melestarikan budaya dan tradisi lokal. Hal itu disebut akan menjadi identitas dan kekuatan komunitas desa.
“Mari kita dorong inovasi dan kreativitas masyarakat desa, seperti pengembangan produk unggulan dan sektor pariwisata desa. dengan demikian, desa tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya,” tutupnya. (fid/new)